Vinsensian meneladan Santo Vinsensius dalam 5 keutamaan yang penting untuk mengembangkan kasih dan hormat pada orang miskin:
Simplisitas - ketulusan, kesederhanaan, kejujuran. Mengikuti teladan Tuhan Yesus kita mau setulus hati hanya melaksanakan kehendak Tuhan (Yoh 4:34), bebas dari pamrih apapun. Kita juga mau hidup dan berbicara sederhana agar dapat menjadi sesama dengan orang miskin yang sederhana, dan bersama mereka boleh bersyukur menerima pewahyuan Bapa (Mat 11:25). Sungguh, orang miskin seringkali menjadi guru kita untuk memahami injil dengan sikap hidup mereka.
Humilitas - menyadari bahwa kita ini hanya debu, namun Tuhan menganugerahkan segala yang baik kepada kita untuk diamalkan. Kita mengakui keterbatasan kita sebagai pribadi maupun kelompok, karena itu kita mau bekerjasama dengan siapa saja dan kelompok manapun demi kesejahteraan orang miskin. Sadar bahwa kita tak selalu muda dan kuat, maka mengikuti teladan Tuhan Yesus yang mendidik para rasul penerusnya, kita juga berusaha sungguh-sungguh dengan rendah hati menyiapkan orang-orang yang akan melanjutkan karya luhur ini.
Kelembutan hati - sabar dan hormat kepada sesama citra Allah, bagaimanapun juga penampilan fisiknya. St Vinsensius mengajarkan bahwa dibalik penampilan orang miskin yang begitu kumuh, ada Kristus sendiri (Yes 52:14). Karena itu kita harus memperlakukan mereka dengan penuh hormat dan lembut hati. Hanya dengan kelembutan hati orang miskin itu akan berani menjadi sahabat kita. Dan bukan hanya kepada mereka, kita juga harus lembut hati kepada siapa saja yang kita jumpai, karena setiap manusia adalah citra Allah sendiri.
Matiraga - menyangkal diri agar dapat mengenakan Kristus dan kasihNya, rela berkorban waktu, harta milik, tenaga, bakat, bahkan seluruh diri dengan murah hati. Yesus sendiri mengajarkan dan memberi kita teladan untuk menyangkal diri, memanggul salib, dan mengikuti Dia (Mrk 8:34). Hanya dengan demikian kita dapat memahami apa yang dipikirkan Allah, dan bukan apa yang dipikirkan manusia (Mrk 8:33)
Semangat untuk berkarya kasih - demi kesejahteraan dan keselamatan kekal sesama manusia seutuhnya. Belaskasih vinsensian bukan hanya melulu perasaan, namun belaskasih yang terwujud dalam tindakan nyata
Read More..
Simplisitas - ketulusan, kesederhanaan, kejujuran. Mengikuti teladan Tuhan Yesus kita mau setulus hati hanya melaksanakan kehendak Tuhan (Yoh 4:34), bebas dari pamrih apapun. Kita juga mau hidup dan berbicara sederhana agar dapat menjadi sesama dengan orang miskin yang sederhana, dan bersama mereka boleh bersyukur menerima pewahyuan Bapa (Mat 11:25). Sungguh, orang miskin seringkali menjadi guru kita untuk memahami injil dengan sikap hidup mereka.
Humilitas - menyadari bahwa kita ini hanya debu, namun Tuhan menganugerahkan segala yang baik kepada kita untuk diamalkan. Kita mengakui keterbatasan kita sebagai pribadi maupun kelompok, karena itu kita mau bekerjasama dengan siapa saja dan kelompok manapun demi kesejahteraan orang miskin. Sadar bahwa kita tak selalu muda dan kuat, maka mengikuti teladan Tuhan Yesus yang mendidik para rasul penerusnya, kita juga berusaha sungguh-sungguh dengan rendah hati menyiapkan orang-orang yang akan melanjutkan karya luhur ini.
Kelembutan hati - sabar dan hormat kepada sesama citra Allah, bagaimanapun juga penampilan fisiknya. St Vinsensius mengajarkan bahwa dibalik penampilan orang miskin yang begitu kumuh, ada Kristus sendiri (Yes 52:14). Karena itu kita harus memperlakukan mereka dengan penuh hormat dan lembut hati. Hanya dengan kelembutan hati orang miskin itu akan berani menjadi sahabat kita. Dan bukan hanya kepada mereka, kita juga harus lembut hati kepada siapa saja yang kita jumpai, karena setiap manusia adalah citra Allah sendiri.
Matiraga - menyangkal diri agar dapat mengenakan Kristus dan kasihNya, rela berkorban waktu, harta milik, tenaga, bakat, bahkan seluruh diri dengan murah hati. Yesus sendiri mengajarkan dan memberi kita teladan untuk menyangkal diri, memanggul salib, dan mengikuti Dia (Mrk 8:34). Hanya dengan demikian kita dapat memahami apa yang dipikirkan Allah, dan bukan apa yang dipikirkan manusia (Mrk 8:33)
Semangat untuk berkarya kasih - demi kesejahteraan dan keselamatan kekal sesama manusia seutuhnya. Belaskasih vinsensian bukan hanya melulu perasaan, namun belaskasih yang terwujud dalam tindakan nyata