Michael Thio, 66, baru saja memulai jabatannya sebagai ketua umum ke-15 dari International Confederation of the Society of St. Vincent de Paul (SSVP) atau yang lebih dikenal dengan SSV (Serikat Sosial Vinsensius). Terpilih dengan suara 87 persen pada 28 Mei, 2010 dalam Sidang Umum di Salamanca, Spanyol, pria asal Singapura ini merupakan orang Asia pertama dan orang non-Eropa pertama yang memimpin serikat kerasulan awam sedunia itu sejak didirikan 1833 di Perancis.
Thio secara resmi memulai tugasnya pada 27 September, pesta
ucanews.com: Apa artinya menjadi orang
Setelah 177 tahun sejak didirikan, gerakan global di 146 negara itu untuk pertama kalinya memilih seorang ketua umum non-Eropa. Ini tak terduga dan merupakan sebuah momen sejarah bagi Serikat tersebut. Menurut saya, dalam perjalannya yang cukup lama, Serikat ini telah bertumbuh dan menjadi dewasa. Sementara negara-negara Eropa kini memiliki 30 persen keanggotaan, keanggotaan global dari Afrika dan Asia /
Lingkungan demografis, politik, ekonomi, budaya, dan profesional di luar Eropa telah menghasilkan orang yang mampu untuk mengelola organisasi global. Kenyataan bahwa orang non-Eropa terpilih, ini menunjukkan bahwa demokrasi dan keterbukaan ada dalam Serikat ini, yang berani menghadapi tantangan dalam mengatasi kebutuhan orang miskin dan tertindas yang semakin meningkat di seluruh dunia. Serikat ini merupakan sebuah Serikat Katolik global yang benar-benar Kristiani.
Dewasa ini, kita ada di 147 negara yang tersebar di setiap benua. Kita beroperasi di bawah delapan wilayah, masing-masing dipimpin oleh Wakil Ketua Internasional Tingkat Teritorial (ITVP, International Territorial Vice President) yang memberi melapor untuk Dewan Umum Internasional,yang berpusat di Paris. Serikat ini kini menjadi salah satu kerasulan amal yang sangat bersemangat, bertumbuh, terkenal, dan disegani di dunia.
Sebagai ketua umum, apa rencana Anda untuk SSV?
Ketika terpilih Mei lalu, saya men-sharing-kan tujuan-tujuan saya sebagaimana tercatat dalam manifesta saya kepada Sidang Internasional di Salamanca. Tujuan saya, antara lain, meningkatkan pembinaan spiritual anggota, membina dan mengembangkan pemimpin untuk melayani orang miskin di abad ke-21, dengan terus meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan bagi orang miskin.
Saya juga ingin memusatkan perhatian pada orang muda dengan membuka kesempatan bagi mereka untuk ikut terlibat dalam pelayanan, mengembangkan komunikasi efektif guna meningkatkan pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik tentang kegiatan dan karya Serikat, bekerjasama dengan berbagai organisasi Kristen lainnya dalam karya amal dan keadilan, dan memelihara hubungan yang dekat dan kuat dengan hirarki Gereja. Inilah tujuan manifesto untuk mendorong perkembangan Serikat untuk menerobos ke negara-negara baru guna memberi pelayanan kepada lebih banyak orang yang membutuhkan dengan suatu pandangan yaitu perubahan sistematis dari orang miskin yang kami layani dan bantu. Ini berarti membantu orang miskin untuk menjadi mandiri dan meningkatkan martabat kemanusiaan mereka.
Apa rencana Anda untuk pembinaan spiritual dan pelatihan para anggota
Pembinaan spiritual para anggota itu perlu dan fundamental untuk bertumbuh dalam kerasulan dan spiritualitas Vincentian. SSV merupakan organisasi kerasulan awam Katolik dan Kristus menjadi pusat dari semua yang kita lakukan. Karya amal Kristen merupakan cinta kita kepada Kristus dalam bentuk pelayanan kasih kepada orang lain. Inilah salah satu nilai penting dari Spiritualitas Vincentian kami.
Banyak Dewan Nasional memiliki program pembinaan dan pelatihannya sendiri. Tanggung jawab ada pada mereka untuk memiliki tim pembina yang bertanggungjawab atas program pembinaan dan pengembangan bagi anggotanya. Jika mereka membutuhkan bimbingan dan bantuan, mereka bisa memintanya pada Dewan Umum atau dari para Vincentian di negara-negara yang lebih maju dan dewasa dalam bidang ini. Pembinaan dan pengembangan, baik spiritualitas maupun kepemimpinan, merupakan proses berkelanjutan.
Komunitas macam apa yang perlu mendapat perhatian khusus SSV?
Banyak konferensi SSV tidak memiliki orang muda sebagai anggota
Ini menjadi fenomena terutama di negara-negara maju.
Dampak yang sangat positif dari Hari Kaum Muda se-Dunia (WYD, World Youth Day) yang dihidupkan kembali oleh Paus Yohanes Paulus II, cukup peka dalam membawa banyak orang muda dari seluruh dunia kembali ke Gereja dan terlibat dalam berbagai kerasulan. Banyak orang muda mulai bergabung konferensi SSV dan beberapa dari mereka mampu melakukan pekerjaan luar biasa. Kita perlu fokus pada orang muda dan mempercayakan program yang cocok bagi mereka dan memberi mereka kesempatan untuk terlibat dalam pertumbuhan dan kepemimpinan. Biasanya, sekitar tiga hari sebelum program WYD yang sebenarnya, SSV memberi program-program khusus untuk Kaum Muda Vincentian yang datang dari berbagai belahan dunia.
Oleh C.Y. Lai, ucanews.com, Melaka, Malaysia
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar