"Sepuluh kali sehari, Anda pergi kepada orang miskin, sepuluh kali pula Anda akan menemukan Tuhan "(St. Vinsensius A Paulo)

30 Maret 2010

Berjumpa Sesama Lewat Bhakti Luhur






Bersama Romo Iswandir, CM, sebanyak 11 orang pengurus dan eks pengurus konferensi mahasiswa St. Benoit Labre – Surabaya melakukan refleksi bersama di Biara Suster Passionis - Malang. Acara yang digelar tgl. 13-14 Maret 2010 itu bertujuan untuk menumbuhkan kebersamaan dan semangat pelayanan para pengurus. Hari Sabtu malam diisi dengan Pembekalan yang diberikan Romo Iswandir, CM. Dilanjutkan dengan sharing pengalaman dari pengurus Dewan Nasional selama terlibat di SSV.
Yang menarik dari rangkaian refleksi tersebut adalah acara kunjungan ke Bhakti Luhur pada hari Minggunya. Saat mengikuti Misa didalam kompleks Bhakti Luhur, kami dikejutkan dengan kehadiran sebagian peserta misa yang memiliki cacat fisik. Hati kami terasa ditusuk melihat berbagai macam penderitaan yang dialami oleh para asuhan disana. Terutama melihat anak-anak dari berbagai kalangan. Ada yang menderita Celebral Palsy, ada yang punya kaki dan jari dengan ukuran besar (mirip kaki gajah), ada yang tidak punya tangan dan kaki, ada yang buta, ada yang tidak bisa menegakkan kepala dan banyak lagi.
Kami tersentuh dengan ketabahan mereka.

Meskipun kondisi fisik yang tidak memungkinkan, namun sebagian besar masih bisa mengikuti Misa dengan baik. Misa yang dipimpin oleh Romo Gigih, CM dan Romo Iswandir, CM itu terasa mengharukan. Kunjungan ke Bhakti Luhur sebenarnya bukan yang pertama kali kami lakukan dan berjumpa dengan para penghuninya, namun mengikuti Misa dengan mereka baru kali ini kami alami. Ada berbagai macam perasaan yang bercampur aduk. Terharu, karena melihat penderitaan yang mereka rasakan. Bersyukur, karena Tuhan memberi kami fisik yang mendekati sempurna dibandingkan mereka. Bahagia karena bisa berdekatan dan bersama-sama mereka memuji Tuhan.
Selesai Misa, kami diajak berkeliling melihat dari dekat wisma-wisma tempat tinggal mereka bersama bu Yayuk. Kami sangat tersentuh melihat seorang anak yang bernama Hendra. Hendra merupakan penderita autis yang saat ini berusia 12 tahun. Akibat sering memukul kepalanya sendiri, tangannya oleh para perawat Bhakti Luhur terpaksa diikat kebelakang dengan kain. Siang itu kami juga melihat dia membawa kemana-mana kursi dibadannya. Oleh orang tuanya dia dititipkan disana sejak kecil.
Ada lagi gadis cilik berusia 8 tahun. Intan panggilannya. Meskipun tampak ada perbedaan dengan anak-anak diusianya, ia tampak terlihat cantik. Wajahnya yang imut-imut menimbulkan iba bagi siapa saja yang melihat. Terlebih bila mendengar cerita latar belakang sampai ia disana. Seakan-akan orangtuanya sudah tidak menghendaki dia lagi. Duh…gusti kasihan sekali anak ini.
Ada pula ibu-ibu dan nenek-nenek yang menempati wisma terpisah. Beberapa dari mereka sudah tidak pernah dikunjungi lagi oleh keluarganya. Ada yang masih berusaha mengingat-ingat anggota keluarganya. Namun ada juga yang sudah lupa melupakan keluarganya. Bahkan ada yang tidak suka ketika didekati. Seakan ada trauma mendalam yang dialami.
Saat ini anggota asuh ada kurang lebih 300 orang yang tinggal di Bhakti Luhur. Sedangkan para perawat dan sukarelawan yang bertugas dan sedang belajar mencapai 500 orang. Suatu angka yang besar. Untuk kebutuhan beras saja sebulan mereka membutuhkan kurang lebih 8 ton.
Kami juga belajar banyak dari para perawat dan suster yang bertugas disana. Para sukarelawan itu hidup sehari-hari bersama mereka tanpa dibayar. Mereka tampak tahu betul masalah dan cara mengatasi masing-masing orang yang menjadi tanggung jawabnya. Mereka melayani dengan penuh sukacita. Ada pula yang menjadi suster atau perawat setelah mereka sendiri pernah tinggal disana sewaktu kecil. Apa yang mereka lakukan menjadi teladan bagi kami dalam melayani para anggota asuh SSV.
Siang itu kami mensharingkan apa yang dijumpai di Bhakti Luhur. Masing-masing dari kami menceritakan perasaan, pengalaman yang didapat dari perjumpaan dengan anggota asuhan Bhakti Luhur. Bertemu dengan mereka, membuat kami, para pengurus Benoit Labre, merasa disegarkan dan disemangati.
Kami berjanji untuk melayani anggota asuh kami dengan lebih baik…….semoga.

Tidak ada komentar: