Pertemuan Nasional Kaum Muda - SSV

Semangat muda yang bernyala-nyala tampak dalam wajah-wajah peserta TMKV 2011  (Temu Kaum Muda Vinsensian) yang diselenggarakan di Wisma Bethlehem – Malang. Acara yang diadakan tanggal 30 Juni s/d 3 Juli 2011 itu diikuti oleh 105 peserta kaum muda SSV (Serikat Sosial Vinsensius) yang berasal dari berbagai kota di Indonesia. Peserta ada yang datang dari Flores, Lembata, Alor, Kupang yang harus menempuh perjalanan selama 3 hari untuk datang ke tempat pertemuan. Sementara peserta dari Lampung harus melewati 2 hari dalam kendaraan yang mereka tumpangi. Bukan Main….suatu perjuangan yang cukup melelahkan, namun tidak mengurangi semangat dalam mengikuti acara yang digagas oleh Dewan Nasional SSV Indonesia.
Acara tersebut bertujuan untuk mengkader anggota SSV kaum muda agar mereka semakin terlibat dalam kehidupan serikat terutama dalam pelayanan kaum miskin. Selain Pengurus Dewan Nasional mereka juga didampingi oleh 4 Romo yaitu Romo Antonius Sad Budianto, CM, Romo Gigih Julianto CM, Romo Dr. Armada Riyanto CM dan Romo Sapto Adi CM. Mereka dibekali dengan berbagai hal yang terkait dengan pelayanan SSV kepada Kaum Miskin. Untuk lebih mengenal kehidupan orang miskin juga dilakukan Social Outing yang diadakan dibeberapa tempat seperti Sanggar Anak, Gempol, Bhakti Luhur dan Alun-alun kota Malang. Disana
mereka melakukan wawancara, berinteraksi, bekerja dan mengajak bermain anak-anak. Setelah itu peserta diajak mensharingkan pengalaman mereka selama bertemu dengan aneka ragam bentuk kemiskinan yang ada. Setelah kembali ke daerah diharapkan mereka menjadi motor untuk menggerakkan kaum muda dalam membantu orang miskin lewat SSV.

Saat ini SSV Indonesia memiliki 366 konferensi (unit dalam SSV yang terjun secara langsung dalam pelayanan). Konferensi yang anggotanya terdiri dari kaum muda berjumlah 38 konferensi. SSV berkarya di Indonesia sejak tahun 1963 diawali di kota Kediri – Jawa Timur oleh almarhum Romo G. Boonekamp CM. Organisasi awam ini didirikan oleh Beato Frederic Ozanam di kota Paris pada tahun 1833 untuk menghayati iman Katolik lebih kokoh lewat persahabatan dan karya nyata bagi orang miskin.