"Sepuluh kali sehari, Anda pergi kepada orang miskin, sepuluh kali pula Anda akan menemukan Tuhan "(St. Vinsensius A Paulo)

17 November 2011

Matahari Terbit di Panti Semedi

Konferensi Santa Maria Immaculata - Klaten dalam kegiatannya juga melayani koor atau paduan suara, baik untuk mengiringi Ekaristi Minggu di Gereja ataupun Ekaristi untuk ujub tertentu seperti Ekaristi Perkawinan dan sebagainya. Kelompok koor tersebut kami beri nama Paduan Suara SSV “Kevin Choir”. Dalam mengiringi Ekaristi untuk Ujub tertentu biasanya kami mendapat honorarium yang nominalnya tidak kami tentukan melainkan seikhlasnya saja dan hasilnya bisa untuk menambah kas konferensi.
Merupakan sebuah kenangan indah yang tak terlupakan bagi PS “Kevin Choir” ketika kami diminta untuk mengiringi Perayaan Ekaristi Bapak Uskup. Saat itu, tanggal 19-20 Maret 2011 bertempat di Rumah Retret Panti Semedi diselenggarakan rekoleksi Keluarga Besar Dokter Katolik se Jogja-Solo-Semarang. Pada hari Minggu, 20 Maret 2011 kegiatan tersebut ditutup dengan Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Bapak Uskup Agung Semarang, Mgr. Yohanes Pujosumarto dan PS “Kevin Choir” mendapat kesempatan emas sebagai koor pengiring. Berhubung di kapel Panti Semedi yang tersedia adalah buku Madah Bakti, oleh panitia kami diminta untuk mengambil lagu-lagu dari Madah Bakti. Tepat pukul 11.00 kami lantunkan lagu “Dijenjang Maaf” sebagai lagu pembuka, dan selanjutnya menggemalah tembang-tembang kenangan era tahun 80an, harap maklum bahwa mulai tahun 1990 di Paroki Klaten dalam Perayaan Ekaristi tidak lagi memakai buku Madah Bakti melainkan telah menggunakan buku yang baru yaitu Puji Syukur.


Dalam kotbahnya Bapak Uskup mengharap para Dokter Katolik dapat menjadi dokter yang penuh welas asih, sebagaimana telah dicontohkan Yesus Sang Maha Dokter yang telah menyelamatkan manusia dari kematian akibat dosa dengan mengorbankan nyawaNya sendiri. Sebagai ilustrasi Bapak Uskup bercerita, ketika menghadiri undangan acara doa bersama pada masa tanggap bencana erupsi Merapi. Saat menyampaikan sambutannya Bapak Uskup mengisahkan mimpinya, suatu ketika disebuah pondok pesantren Pak Kyai tengah memberikan wejangan kepada para santrinya.
Kata Pak Kyai : “Anak-anakku apakah kalian sudah mengerti, kapan atau bilamana matahari terbit ?” setelah berpikir sejenak beberapa santrinya mencoba memberikan jawaban. Ada yang menjawab pukul 05.30 habis subuh, santri yang lain menjawab pada saat ayam jantan berkokok, dan santri lainnya lagi menjawab pada saat langit timur semburat kemerahan. Dari jawaban-jawaban para santri tersebut tidak satupun yang berkenan bagi Pak Kyai. “Anak-anakku jawabanmu semuanya tidak salah, namun ada jawaban yang merupakan kebenaran hakiki : bahwa sesungguhnya matahari terbit dari lubuk hatimu ketika kamu memandang mereka yang memerlukan pertolongan, mereka yang membutuhkan bantuan, mereka yang mengharapkan santunan, mereka semua adalah sebagai saudara-saudaramu sendiri….you are my sunshine”.


               You're my sun when the rain is falling
               You're the moon when the night comes
               You're the air that I am breathing
               You're the one that makes me believe in destiny


Klaten, 20 Maret 2011


R. Tri Wahyanto

Tidak ada komentar: