"Sepuluh kali sehari, Anda pergi kepada orang miskin, sepuluh kali pula Anda akan menemukan Tuhan "(St. Vinsensius A Paulo)

10 Mei 2009

Sejarah Serikat Sosial Vinsensius




Serikat Sosial Vinsensius (SSV) atau yang dikenal juga sebagai St. Vincent De paul Society (SVDP) adalah komunitas kristiani internasional, didirikan di Paris tahun 1833 dengan perhatian utama membuat Gereja dan iman katolik sungguh tanggap pada kondisi masyarakat, terutama mereka yang miskin dan terlantar.
Serikat ini diawali oleh sekelompok kaum muda dan mahasiswa yang prihatin akan keadaan Gereja dan masyarakatnya pada waktu itu. Saat itu masih jaman Revolusi Prancis yang mulai meletus 1789 dan terus berkepanjangan. Rakyat marah pada kaum bangsawan dan Gereja yang dianggap kurang peduli pada penderitaan rakyat, bahkan seringkali berpihak pada orang kaya dan bangsawan. Memang ada beberapa hirarki dan tokoh katolik yang peduli dan tanggap menolong orang miskin, namun jumlah dan gerakan mereka kurang nampak. Banyak tokoh yang membela rakyat menyerang Gereja baik secara fisik, maupun dengan ajaran yang membawa suasana anti gereja.
Ozanam dan sekelompok temannya rajin mengadakan pertemuan dan membuka diskusi untuk membela Gereja. Mereka setuju bahwa Gereja harus berubah, namun dengan ajakan penuh kasih, bukan dengan menyerangnya. Mereka rajin mempelajari sejarah Gereja dan menunjukkan peran Gereja dalam perkembangan sastra dan ilmu yang sangat berguna bagi umat manusia. Usaha mereka ini agak meredakan suasana anti gereja di kampus. Namun kemudian beberapa lawannya kembali mengecam karena mungkin di masa lalu Gereja telah berbuat banyak untuk kemanusiaan, namun apa yang dilakukan Gereja saat itu ketika rakyat demikian menderita?

Salah seorang dari mereka Auguste le Taillandier mengungkapkan kegelisahannya bahwa mereka memang harus bertindak. Ozanam yang sebenarnya telah lama mempunyai keprihatinan yang sama merasa yakin bahwa memang sudah saatnya untuk bertindak. Mereka menghubungi Prof Emmanuel Bailly sahabat dan pendamping kaum muda ini. Kemudian mereka menghadap pastor paroki untuk menyatakan gagasan mereka. Pastor sulit memahami maksud mereka dan menganjurkan mereka untuk mengajar katekese. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadakan pertemuan di kantor Le Tribune percetakan Prof Bailly pada tanggal 23 April 1833, kebetulan hari itu tepat ulang tahun Frederic Ozanam yang keduapuluh. Disitulah Auguste Le Taillandier, Frederic Ozanam, Paul Lamache, Francois Lallier, Jules Deveaux, Felix Clave memulai Serikat Cintakasih dan Prof Emmanuel Bailly diminta menjadi ketua mereka. Kemudian direncanakan tindakan langsung untuk menolong orang miskin dengan membantu Sr Rosalie Rendu PK yang waktu itu sangat terkenal dengan karyanya untuk orang miskin. Sr Rosalie Rendu PK dianggap oleh SSV sebagai Pembimbing Rohaninya yang pertama.
Semula puas dengan keakraban mereka berenam, mereka tak berminat untuk menerima tambahan anggota. Namun Ozanam menyadarkan mereka untuk menjadi kelompok yang terbuka untuk menerima anggota baru. Demikianlah anggota mereka semakin bertambah.
Tanggal 4 Februari 1834 Jean Leon le Provost (1803-1874) anggota tertua waktu itu selain Bailly mengusulkan agar Santo Vinsensius yang terkenal kasihnya pada orang miskin menjadi pelindung, teladan dan nama serikat. Santo ini juga penggerak kaum awam dalam Gereja. Pada kenyataannya dibawah bimbingan Sr Rosalie Rendu sebenarnya sejak awal serikat telah menghayati spiritualitas santo Vinsensius. Mereka sepakat menyetujui, bahkan selanjutnya dalam pertemuan mereka juga membaca “Kisah Santo Vinsensius pelayan orang miskin” agar mereka semakin dapat meneladan orang kudus tersebut. Betapa rinci santo Vinsensius menulis tentang pelayanan kepada orang miskin. Tak ada inspirasi dan teladan yang lebih tepat dari santo ini bagi serikat kaum muda itu. Santo yang menyebut orang miskin “Tuhan dan Guru”. Jean Leon le Provost juga mendirikan Pusat Kaum Muda dan Kongregasi Bruder St Vinsensius Depaul.
Leonce Curnier orang muda yang pernah menghadiri Pertemuan Serikat pada bulan Juni 1834 demikian terkesan. Ketika beberapa bulan kemudian dia kembali ke Nimes anak saudagar sutera itu menulis kepada Ozanam bahwa dia mendirikan perkumpulan yang sama di kotanya. Ozanam bersukacita mendengar perkembangan pertama Serikat di luar Paris itu.
Sementara itu serikat yang di Paris anggotanya juga terus berkembang. Akhir 1834 Ozanam ingin agar serikat dipecah, tapi Le Perriere menentang dengan keras. Perdebatan berlangsung dengan sengit. Bailly dengan bijaksana menunda pemecahan itu. Februari 1835 ketika anggota sudah hampir 60 orang, mereka sepakat untuk memecah serikat. Selanjutnya Serikat ini terus berkembang di berbagai kota di Prancis, bahkan juga ke luar negri.
Serikat mengenang para pendiri dengan penuh syukur karena teladan yang mereka berikan untuk mengabdi orang miskin dan Gereja. Roh Kudus jelas sekali menaungi mereka semua tatkala mereka berkumpul pada pendirian serikat itu, meneguhkan karisma mereka masing-masing. Di antara mereka Beato Frederic Ozanam menjadi sumber inspirasi yang luarbiasa. Serikat ini sejak berdirinya adalah katolik dan tetap menjadi organisasi awam katolik internasional. Para pendirinya adalah awam katolik sejati yang bersemangat mewujudkan rahmat dari Sakramen Baptisnya sebagaimana diteguhkan oleh Konsili Vatikan II lebih dari seratus tahun kemudian.
Sumber: selain Rule Dewan Umum, juga Madeleine des Rivieres, OZANAM, un savant chez les pauvres, editions Bellarmin, Montreal, 1989 (1983)

Tidak ada komentar: