"Sepuluh kali sehari, Anda pergi kepada orang miskin, sepuluh kali pula Anda akan menemukan Tuhan "(St. Vinsensius A Paulo)

11 Mei 2009

Semangat Kemiskinan antar anggota SSV


Kata kemiskinan mempunyai arti yang komplek dan kurang jelas. Sebagai contoh, dapat dikatakan bahwa kemiskinan adalah suatu keadaan ekonomi. Tetapi kemiskinan adalah suatu sifat pembawaan seseorang. Kitab Injil menafsirkannya dalam kedua arti tersebut, dua arti yang saling mengisi. Dalam hal ini sangatlah penting menganalisa secara ringkas "kebijakan dari pada kemiskinan itu", sebab ia berhubungan erat dengan "kebajikan cinta kasih". Hanya mungkinlah bagi seseorang bercakap-cakap dengan kaum miskin, jika ia sendiri miskin atau berlaku miskin. Ia akan diterima dengan tangan terbuka jika ia turut merasakan penderitaan mereka dan ini merupakan rahmat bagi si pengunjung ini. Bagi mereka masing-masing menurut panggilannya, hal ini seakan-akan menyaksikan pertama dari Tujuh Kebahagiaan dengan jalan hidup dalam semangat kemiskinan. Hidup yang tak dapat dipisahkan dari kekurangan-kekurangan yang toh diterima dengan pasrah dan senang hati.

Di atas segala-galanya, semangat kemiskinan ini adalah juga semangat membagi-bagi, hasrat untuk tidak menimbun harta tanpa mempergunakannya dengan baik. Kecuali dalam hal-hal tertentu, "kaul kemiskinan " seperti yang diucapkan kaum biarawan, tidaklah cocok dengan tanggung jawab kaum awam. Namun demikian, jika harta dan bakat kita, kita peruntukkan bagi suatu kebajikan, yaitu untuk membantu sesama kita, inipun bisa dinamakan "kemiskinan".
Sekurang-kurangnya, semangat "membagi-bagi" itu kelihatan pada keinginan kita untuk memberi sesuatu dengan rendah hati. Seseorang memberikan waktunya dan selalu ada jika diperlukan. Yang lain membagikan uangnya, yang lain pengetahuannya, ataupun tenaganya. Ada pula yang memberikan hiburan dan kebahagiaan yang memancar dari dirinya. Tanpa pengecualian, setiap orang Kristen, sampai yang paling berkekurangan sekalipun, dapat mengambil bagian dalam semangat ini. Dengan demikian, sedikit demi sedikit ia pun belajar "menyerahkan dirinya sendiri", menurut ilham rahmat yang diterimanya. "Membagi-bagi" itu agak berbeda dengan "hadiah" dan sama sekali lain dari pada "sedekah". Dalam "membagi-bagi" terdapat pertukaran dan keuntungan timbal balik.

Tidak ada komentar: